oleh

Hulu Sungai Malunda Tertimbun Longsor Setinggi 10 Meter

Celebesta.com – MAMUJU, Pasca gempa yang mengguncang Majene dan Mamuju yang berkekuatan 6,2 Magnitudo pada 15 Januari 2021, hingga saat ini hulu sungai Malunda tertimbun material longsor.

Lokasi itu terletak di sungai taupe berada di wilayah administarsi Desa Kopeang yang berbatasan Desa Rantedoda dan Kelurahan Kasambang.

Supriadi Sekdes Bela mengatakan, hulu sungai Malunda, tertimbun material longsor sehingga menyebabkan air sungai terbendung. Saya juga membangikan video yang saya dapat dari BABINSA Desa Bela, Desa Kopeang mengenai kondisi sungai Malunda yang tertimbun longsoran dari Facebook.

Saat dikonfirmasi Celebesta.com, Sabtu (27/2/2021) Sekdes Bela, Supriadi membenarkan bahwa hulu sungai Malunda yang berada di sungai taupe itu tertimbun longsor sehingga menyebabkan air sungai tertahan di hulu sungai.

“Tinggi longsoran 171 Meter, yang menutup aliran sungai, dan panjang aliran sungai yang berbantuk danau, 500 meter,” kata Sekdes Bela.

Lanjut Sekdes Bela, aliran sungai Malunda terbendung tinggi, air sudah mencapai 10  meter di hulu sungai dan dikawatirkan akan tumpah menjelma menjadi banjir bandang yang bisa menerjang pemukiman penduduk yang berada di muara sungai Malunda.

“Kami dari masyarakat Desa Bela sangat kawatir karena aliran sungai yang terbendung longsor, itu sungai peneyebrangan kami di dua desa yakni Desa Bela dan Kopeang. Sehingga saat ini setiap kali kami menyeberang harus menpercepat langkah kami, dan selalu tetap waspada, karena jangan sampai air sungai yang terbendung itu jebol,” jelasnya.

Kami juga menghimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai Malunda agar tetap waspada, mengingat sungai Malunda yang berada di taupe sampai saat ini masih terbendung material longsor.

“Besar kemungkinan bisa jebol ketika debit air tidak bisa lagi tertahan longsoran, walapun sampai saat ini musim kemarau tapi tidak ada jaminan air sungai tidak akan jebol,” sambungnya.

Sementara itu, menurut penjelasan dari masyarakat Desa Kopeang yang enggan menyebutkan namanya, sampai saat sungai Malunda itu tidak tertutup sepenuhnya.

Masih ada mengalir di sela-sela material longsor, tapi bisa saja menyebabkan air sungai akan jebol ketika diguyur hujan, atau longsoran tidak mampu lagi menahan kekuatan debit air yang setiap hari bertambah.

Harapan kami yang berada di Desa Bela dan Kopeang agar sekiranya Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat agar bisa memperhatikan sepenuhnya, dan sampai saat ini kami masih khawatir.

“Ini sangat mengancam nyawa kami, karena sungai ini yang sering kami lalui dan jalur satu-satunya untuk menuju pusat Kecamatan Tapalang, apalagi masyarakat yang berada di bantaran sungai Malunda,” harapnya.

Reporter: Ardi Basir

Editor: Malik A

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan