oleh

Sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ranjuri Lakukan Pembibitan Pohon

Celebesta.com – SIGI, Ranah Juang Lestari (Ranjuri) adalah wadah orang muda yang bermukim di wilayah rawan banjir.

Wadah ini didirikan pasca banjir bandang yang menghantam Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi Tahun 2021 yang lalu.

Banjir disertai lumpur itu merusak hampir 200 rumah warga, 70 rumah rusak berat dan 100 lebih lagi rusak ringan.

Dari kejadian tersebut ada satu lokasi yang tidak luput dari perhatian, yaitu Hutan Ranjuri, saat dilakukan pembersihan lumpur dibeberapa rumah dan jalan raya dilalui banjir, beberapa orang muda melakukan survei di Hutan Ranjuri, sungguh memprihatinkan kondisi hutan Ranjuri, ternyata saat banjir air dan lumpur yang turun ke pemukiman warga dan jalan raya membelah hutan ranjuri menjadi dua.

“Hal itu terjadi diperkirakan karena banyak pohon-pohon besar yang tumbang, entah karena pengaruh usia atau ada faktor lain,” kata Ahmad S Paweko, kepada Celebesta.com, Jumat (17/05/2024).

“Atas dasar itulah saya dan beberapa teman-teman disini berinisiatif membentuk sebuah wadah yang diberi nama Ranah Juang Lestari yang artinya Ranah adalah sebuah tempat/wadah, Juang kami maknai dengan kekuatan dan kemauan, dan Lestari kami maknai dengan kehidupan yang sehat bagi semua makhluk yang ada di bumi,” sambung Ahmad.

Setelah terbentuk dirinya dan beberapa orang lainnya menyusun program kerja dengan melakukan diskusi yang cukup Panjang.

Program unggulan organisasi ini adalah Pembibitan Buah Rao (Dracontomelon Dao) yang kebetulan saat ini menjadi kekuatan hutan ranjuri.

“Dracontomelon Dao juga sudah menjadi tempat hidup dan mencari makan beberapa spesies, seperti Kakatua Putih, Elang Bondol, Kehicap Ranting, dan masih banyak lagi spesies yang bergantung di hutan Ranjuri,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, Ramangsyah salah satu bagian dari Ranah Juang Lestari menambahkan, bahwa untuk proses koker/pembibitan Dracontomelon Dao menggunakan dua tahapan pembibitan.

“Pertama memindahkan bibit yang sudah secara mandiri tumbuh, lalu dipindahkan lagi ke polybag, dan yang kedua dimulai dari buah Rao yang untuk dibibitkan di polybag. Sebenarnya untuk pengetahuan pekerjaan proses pembibitan kami hanya memanfaatkan informasi dari sumber-sumber yang sudah pernah melakukan pembibitan.

“Kegiatan ini juga sebetulnnya untuk menyambut atau merespon Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni bulan depan, bibit diupayakan bisa mencapai 50 bibit yang nantinya tepat di hari lingkungan hidup sedunia kami juga akan melibatkan Pemerintah Desa Beka, OKP lokal Desa Beka dan beberapa teman-teman atau organisais penggiat lingkungan lainnya untuk bersama-sama melakukan penanaman bibit,” kata Ramangsyah. (AS)

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan