Jauh sebelum virus Covid-19 menyebar seharusnya Pemerintah Pusat sudah menutup jalur akses masuk ke Indonesia dan melarang masyarakat keluar dari Indonesia.
Karena sebelum Covid-19 muncul di Indonesia pemerintah hanya fokus kepada perekonomian dan mengabaikan kesehatan masyarakatnya.
Joko Widodo selaku Presiden RI memberikan diskon hotel dan pesawat yang berlaku pada 1 Maret 2020 untuk membangkitkan sektor pariwisata.
Keputusan itu didukung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi, Whishnutama Kusubandio memberikan dana 72 milliar kepada sektor wilayah termasuk influncer.
Secara tidak langsung Presiden RI mengundang para wisatawan dari luar negeri masuk ke Indonesia yang kita tidak mengetahui mereka membawa virus atau tidak.
Seharusnya saat Indonesia waspada akan Covid-19 yang akan di bawah oleh orang-orang dari luar negeri, pemerintah hanya mengundang para wisatawan untuk melancarkan perekonomian.
Tetapi semuanya sudah terjadi dan masyarakat yang kurang mampu sekarang resah dengan adanya lockdown. Pendapatan masyarakat yang kurang mampu sekarang terhambat karena adanya lockdown.
Ketika para buruh diwajibkan untuk isolasi di rumah, penghasilan pasti tidak ada dan mereka bertahan hidup harus bagaimana lagi?
Pemerintah harus bertanggungjawab dan mampu memberikan solusi yang tegas atau pernyataan sikap tentang penanganan terhadap pendapatan masyarakat yang kurang mampu dengan mengadakan pendataan masyarakat yang kurang mampu agar bisa diberikan bantuan khusus berupa uang tunai untuk buruh dan warga miskin.
Selain itu akibat lalainya Pemerintah, masyarakat saat ini harus mengisolasi, proses pembelajaran juga diubah sistem menjadi daring (online). Hal ini tentu saja menyulitkan mahasiswa termasuk saya sendiri dalam proses belajar.
Ada banyak yang menyulitkan mulai dari sinyal yang kurang bagus, kuota internet yang tidak mencukupi tentu ini menjadi alasan bagi para mahasiswa.
Oleh : Rian Afdhal Hidayat
Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tadulako.
Komentar