Celebesta.com-PALU, Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Tengah, merespon tindakan arogansi oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Staf Kantor Bupati Tojo Una-Una (Touna) saat pengamanan aksi memperingati Hari Tani Nasional di Kabupaten Touna. Selasa (24/09/2024) kemarin.
Berdasarkan kronologi kejadian bahwa Massa Aksi yang tergabung dalam Front Marhaen Berjuang (FMB) mengalami tindakan represif saat berorasi di depan Kantor Bupati Touna.
Tindakan Represif ini mengakibatkan Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Touna atas nama Fatul Ulum Lahalik menjadi korban pemukulan oleh oknum Staf Kantor Bupati Touna dan Afandi dicekik oleh oknum Satpol PP.
Menanggapi kejadian ini, Ivan Yudharta, Anggota Dewan Pakar Persatuan Alumni GMNI Sulteng mengatakan bahwa apapun alasannya tindakan represif tidak dibenarkan.
“Iya keliru itu, aksi damai direpresif sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat,” kata Ivan saat dihubungi celebestacom, Rabu (25/09/2024).
Mantan Ketua BEM FISIP Universitas Tadulako itu menyayangkan kekerasan yang dialami kader GMNI Touna.
“Saya agak aneh melihat hal ini terjadi, karena jumlah massa tidak terlalu banyak dan tidak membahayakan situasi di Kantor Bupati Touna, tetapi kok bisa begitu.kesal mantan Aktivis 98 itu.
Ivan mendesak Polres Touna untuk menyelesaikan hal ini secara hukum dan mengecam oknum yang melakukan kekerasan.
“Saya mendesak kepolisian untuk menuntaskan persoalan ini dan mengecam pelaku kekerasan,”ungkap Ivan.
Sementara itu, Fahmi Ramadhan, Aktivis GMNI Sulteng saat dihubungi menjelaskan bahwa kasus ini sudah di laporkan ke Polres Touna.
“Sudah dilaporkan ke pihak kepolisian,” singkat Fahmi.
Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Laporan, Nomor:STTP/B/188/IX/2024/SPKT/ POLRES TOJO UNA UNA/ POLDA SULAWESI TENGAH bahwa pelapor atas nama Fatul Ulum Lahalik (17) mengalami penganiyaan saat melakukan aksi demo di depan Kantor Bupati Tojo Una-Una.
“Alhamdulilah untuk pelaporan ke Kepolisian sudah masuk dan hasil visum di RSUD sudah keluar.Tinggal menunggu tindak lanjut dari pihak kepolisian,” jelas Fahmi.
Senada dengan itu, Fadli Lahalik, Ketua Persatuan Alumni GMNI Touna berharap aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus penganiyaan ini.
Saya juga berharap Kapolres Touna agar mengawal tuntas tindakan premanisme yang dialami adik-adik GMNI,”harap Fadli.
Begitupun Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Touna agar memberikan sanksi kepada oknum yang terlibat dalam kekerasan itu.
“Saya berharap agar Pemda memberikan tindakan tegas kepada oknum yang melakukan tindakan premanisme,” imbuh Fadli.(AS)
Komentar