oleh

Jetia, Perempuan Pencari Ijuk di Hutan Sigi

Celebesta.com – SIGI, Keseharian Warga Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi di tengah Pandemi Covid-19, selain berladang secara tradisional juga sebagai pencari ijuk dari enau untuk bahan baku sapu dari hutan.

Jetia awalnya berasal dari Desa Panasibaja, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, sudah puluhan tahun ia meninggalkan desanya itu dan kini bermukim di Desa Tuva. Perempuan paruh baya itu merupakan Suku Kaili, sub-etnis Da’a.

Dalam bahasa lokalnya ijuk disebut Opi. Dirinya mencari Opi di hutan ditemani oleh anak-anaknya dan terkadang ia sendiri. Menurutnya, harga Opi cukup murah yakni Rp. 2.000.- (dua ribu rupiah) perikat. Adapun pembeli datang dari Desa Maranatha, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi dan Kota Palu.

Menurut penuturan Jetia saat disambangi Celebesta.com, Selasa (30/3/2021) kemarin-red di Desa Tuva  bahwa mereka mengumpulkan ijuk dari hutan sekitar pemukiman mereka di Tuva hingga di Pegunungan Kondo. “Jauh tempat mengambil ijuk, masuk di hutan,” kata dia dalam bahasa Da’a.

Alasan utama mencari ijuk di hutan menjadi salah satu pilihan karena alasan ekonomi dan tentu juga tetap berladang. Situasi sulit itu, ditambah lagi wabah Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini.

“Kami juga tetap berladang, mencari ijuk juga tidak setiap hari. Hasil penjualan ijuk untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli kopi, teh dan gula,” ujar dia.

Selain mencari ijuk, adapula yang mencari rotan di hutan bagi kaum laki-laki. Seperti kata Rudi yang tidak lain merupakan dari suami Jetia bahwa  merotan lebih sulit karena jarak yang lebih jauh, sementara untuk ijuk agak lebih dekat.

“Kalau saya merotan dan lebih jauh tempatnya, kalau ijuk dekat saja bahkan disekitar rumah ada,” kata Rudi.

Sementara itu, ketika di tanya harga rotan yang  di jual, Rudi tidak memberikan jawaban secara spesifik. Dirinya hanya mengatakan tergantung beratnya rotan. “Harga rotan tergantung berat timbangannya,” singkat Rudi.

Reporter: Arman Seli

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan