oleh

Cagub Sulteng Belum Spesifik Bahas Isu Lingkungan

PALU – Celebesta.com, Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah (Walhi Sulteng) belum menemukan secara spesifik isu lingkungan hidup dibicarakan oleh kedua kandidat.

Hal itu di sampaikan Direktur Walhi Sulteng, Abdul Haris Bira saat menggelar Diskusi Publik  dengan tema “Mengawal Komitmen Politik Kandidat Gubernur dalam mendorong peningkatan dan transparansi pendapatan daerah sektor PSDA di Sulawesi Tengah”.

Aries sapaan akrabnya mengatakan diskusi tersebut membahas tentang kedua kandidat terkait pendapatan dari sektor kelapa sawit. Menurutnya saat ini belum menjadi isu yang dibicarakan serius oleh para kandidat.

“Dalam visi misi sangat kami sayangkan sekali padahal problem lingkungan kita tahu hampir terjadi di semua daerah Provinsi Sulawesi Tengah ini,” ungkap Aries saat ditemui di sela-sela diskusi, di Hotel Santika, Kota Palu, Jumat(13/11/2020).

Ia mengatakan, dalam debat pertama kita belum lihat secara gamblang atau serius menjelaskan kontribusi dari sektor sumber daya alam, ada sawit, pertambangan, sektor kehutanan, dan sektor yang lainnya memiliki kontribusi yang lebih maksimal terhadap sektor-sektor sumber daya alam.

“Kemudian kami punya inisiatif untuk membicarakan momentum sebelum debat kedua, agar para kandidat memiliki visi terkait isu sektor sumber daya alam khususnya kontribusi sektor perkebunan kelapa sawit,” bebernya.

Aris menjelaskan berkaitan dengan temuan-temuan Walhi Sulteng mengkaji visi-misi  tidak ada membahas isu lingkungan hidup.

“Ada beberapa temuan serius kita dan kami tidak menemukan dalam isu strategis kandidat ini membicarakan beberapa isu berkaitan dengan PSDA dan lingkungan hidup,” tegasnya.

Aris juga menyayangkan banjir bandang, tanah longsor dan penebangan hutan yang masif itu semua karena liberalisasi perizinan yang dibuka terlalu luas. Para kandidat tidak melihat sebagai problem saat ini dan itu menjadi temuan kita pertama.

Kedua terkait dengan konflik, seperti Ibu Samria masih dalam tahanan dan mengikuti jalannya persidangan karena berkonflik dengan perusahaan. Kemudian Bapak Hemsi dulu tahun 2011 penembakkan terhadap petani karena menolak pertambangan.

Kasus-kasus seperti ini marak terjadi ribuan hektar tanah petani itu di klaim oleh perusahaan karena tumpang tindih antara penguasa petani dan korporasi tidak menjadi pembahasan serius dari  kandidat.

Ia mengatakan yang ketiga berkaitan dengan ekonomi juga tidak melihat para kandidat ini mengutamakan sektor-sektor mikro khususnya pertanian. Pertanian yang dikelolah petani langsung seperti di Pantai Timur (Parimo) itu menjadi fokus pengembangan ekonomi.

Aris menyayangkan para kandidat ini justru membahas isu-isu makro sektor pertambangan yang saat ini eksis. Hal ini penting kata dia, tetapi tidak kalah penting memastikan terjadinya peningkatan ekonomi di level mikro sektor pertanian.

Secara spesifik angkanya sangat besar miliaran sekali potensi kehilangan pendapatan daerah, tapi fokus kita terhadap perkebunan sawit dengan luas  kurang lebih 1,2 juta hektar.  Berdasarkan izin kurang lebih 700 ribuan hektar memiliki izin usaha perkebunan ini, harus dimaksimalkan Pengolahannya.

“Harapan Walhi Sulteng dari kegiatan ini dan juga terhadap kandidat. Isu lingkungan dan pengelolahan sumber daya alam harus menjadi fokus utama untuk memastikan agar masalah-masalah yang diakibatkan oleh industri yang akan didorong tidak berdampak terhadap petani masyarakat adat, nelayan dan masyarakat luas lainnya,” harapnya.

Kami berfikir bahwa isu lingkungan hidup ini sering sekali abai untuk dibicarakan oleh kandidat. Kami sudah mendorong dan bekerja sama dengan KPU untuk memastikan agar isu ini benar-benar dibicarakan serius.

“Kita tinggal di bumi yang punya potensi akan mengalami krisis lingkungan kalau pengelolaan sumber daya alam tidak berbanding lurus dengan upaya untuk memastikan keberlanjutan lingkungan hidup,” pungkasnya.

Reporter: Rauf

Editor: Redaktur

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan