Celebesta.com – Kutai Kartanegara, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) VIII di Kutai Adat Lawas Sumping Lawang. Kegiatan itu berlangsung selama tiga hari sejak 14-26 April 2025.
Stefanus Masiun, Ketua Dewan AMAN Nasional dalam sambutannya mengutip sebuah cerita pada tahun 1993, Ricard Auty seorang ahli ekonomi Inggris menemukan teori tentang kutukan sumberdaya alam bahwa negara-negara yang kaya sumber daya alam terutama yang tidak bisa diperbaharui ternyata negara-negara tersebut miskin karena salah tata kelola.
“Jika kita tarik dalam konteks yang mikro, masyarakat adat punya kekayaan alam tetapi justru miskin dan tidak menikmati kekayaan itu,” ungkap Masiun, Senin (14/04/2025).
Hal itu terjadi, sambung Masiun karena ada aktivitas pembangunan yang merusak, menyingkirkan masyarakat adat dari wilayah hidupnya. Pada Rakernas ini, perkuat resiliensi di tengah pembangunan yang merusak.
Secara filosofis harusnya pembangunan membuat orang lebih baik, sejahtera, lebih bahagia dan berkelanjutan.
“Justru kita melihat pembangunan merusak dan masyarakat adat menjadi korban. Oleh karena itu, harus menjadi kesadaran situasi ini tidak boleh berjalan terus menerus dan harus kita hentikan”, sambung Masiun.
Menurutnya bahwa masyarakat adat adalah elemen penting dalam bangsa ini, ada 70 juta masyarakat adat di Indonesia dan ada sejak negara ini didirikan.
“UUD Dasar 1945 mengakui eksistensi masyarakat adat sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 18B. Oleh sebab itu apa yang kita katakan ini bagian dari tuntutan sebagai hal konstitusional”, urainya.
Tahun ini, AMAN berusia 26 Tahun, kita sudah melakukan pembelaan dan advokasi hak-hak kita sudah cukup lama tetapi kita belum menyaksikan hasil memuaskan, kita masih menyaksikan penyingkiran, perampasan diberbagai wilayah adat di Nusantara.
“Kita berharap Pemerintah Pusat memberikan respon positif, salah satunya pengesahan RUU Masyarakat Adat. Kita mengapresiasi pemerintah Daerah di berbagai tempat di Nusantara memberikan pengakuan terhadap eksistensi masyarakat adat. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi, kita berharap pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan hal yang sama secara khusus kepada komunitas Kutai Adat Lawas Sumping Lawang kiranya mendapatkan SK Pengakuan sebagai masyarakat adat,” harap Masiun.
Menurut dia, kehadiran peserta Rakernas merupakan bentuk dukungan kepada Kutai Adat Lawas Sumping lawang.
“Kehadiran kita semua ditempat ini juga memberikan dukungan pada masyarakat adat disini untuk mendapatkan pengakuan dari negara karena mereka adalah benteng terakhir dalam menyelamatkan, melestarikan, menjaga identitas Masyarakat Adat Kutai Lawas,” terang dia.
Dirinya juga berharap Rakernas selama tiga hari kedepan bisa berjalan dengan lancar, kita memohon berkat kepada leluhur, semesta dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Kita semua diberi kesehatan, kegembiraan yang luar biasa untuk kemajuan bersama,” pungkas dia. (AS)
Komentar