oleh

Saat Debat, Aristan-Wahyuddin Terlihat Lebih Punya Gagasan Dari yang Lain

Oleh: Azman Asgar

(Sekjend KAWAN)

PALU – Debat publik pertama yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Palu terbilang cukup menarik, pasalnya dalam debat, terlihat saling adu argumen dan kritik ke semua pandangan Pasangan Calon (Paslon) lainnya.

Terlepas dari belum munculnya ketajaman visi misi oleh semua Paslon, bagi sebagian kalangan di debat kemarin (27/10), saya selaku Sekjend Koalisi Relawan (KAWAN) Aristan-Wahyuddin menangkap hal positif dari Paslon No Urut 01 Aristan dan Muhammad Wahyuddin dalam sesi debat yang bertemakan kesejahteraan dan pelayanan publik tersebut.

Dari semua kandidat, hanya Paslon Nomor Urut 01 yang punya komitmen menyelesaikan persoalan Hunian Tetap bagi korban bencana selama kurun waktu 4-6 bulan dengan skema kerja sama dengan perbankan dan REI serta organisasi Humanitarian lainnya.

Warga Kota Palu butuh pemimpin yang punya planning dan jaminan seperti itu, sebab bagaimanpun menjadi pemimpin sudah harus punya strategi jitu yang tidak biasa-biasa saja dalam menyelesaikan problem yang juga tidak biasa-biasa saja khususnya korban bencana Tsunami, Gempa bumi dan likuefaksi di Kota Palu.

Hal yang menarik berikutnya, soal energi terbarukan. Dari semua kandidat hanya Paslon No Urut 01 yang berani keluar dari pikiran arus utama yang normatif dan biasa-biasa saja.

Itu terlihat saat Paslon No Urut 01 menjelaskan gagasan energi terbarukan dengan bahan baku serbuk gergaji, cangkang kakao dan kemiri (Briket) untuk dikembangkan menjadi energi kebutuhan rumah tangga, apalagi Aristan pernah melakukannya. Sementara yang lain masih absurd bahkan tidak konek antara pertanyaan dan jawaban soal energi terbarukan.

Saya kira, Kota Palu memang harus dibangun oleh figur yang berfikir maju dan berfikir besar seperti Aristan-Wahyuddin. Bukan yang bermental Londo, birokrasi an-sich dan cenderung konservatif.

Yang paling utama, setiap kebijakan yang keluar dari mulut Aristan-Wahyuddin selalu menyelipkan kalimat pelibatan masyarakat. Ini juga menjadi khas visi Aristan-Wahyuddin membangun Kota Palu yang Demokratis-Religius.

Ini lompatan baik, terobosan baru yang hendak mendobrak kebiasaan lama tata kelola pemerintahan dengan melibatkan publik sebagai bagian dari pembangunan, bukan hanya hak politik, tapi hak kewenangan dan ekonomi yang ia jabarkan dalam program 1 M Plus Perkelurahan.

Debat pertama kali ini, sangat terasa dan terlihat mana Paslon yang punya visi lebih maju, mana yang sekedar menunggu tetesan kebijakan dari pusat dan mana yang punya prioritas utama. Tidak salah NasDem dan PKS mendorong Pasangan Aristan dan Muhammad Wahyuddin menjadi Calon Walikota Palu Periode 2020-2024. Apalagi dukungan bukan hanya dari dua Partai Politik yang solid, tapi relawan yang solid bekerja serta gotong royong dari masyarakat yang ingin perubahan di Kota Palu.

*Opini ini merupakan tanggungjawab sepenuhnya sama penulis dan bukan merupakan tanggungjawab Redaksi.

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan