Celebesta.com – PALU, Lalu lalang motor bermesin honda dengan design yang berubah dari keluaran dealer. Motor-motor itu milik petani Salena, Kelurahan Buluri, Kota Palu yang digunakan ke kebun.
Adapula sejumlah petani perempuan mengenakan penutup kepala (Toru) sibuk dikebun jagung mereka. Salah seorang dari mereka ditangan kanannya terlihat memegang tongkol jagung, ia juga memisahkan jagung-jagung itu dari pohonnya.
Sementara petani laki-laki sibuk kerja Bhakti membuka akses jalan menuju kebun-kebun yang kini terancam pertambangan galian C.
Dari kebun itu, terlihat disebelah timur lubang tambang galian C, dengan dentuman suara mesin pemecah batu (Crusher). Selain debu, ancaman nyata para petani adalah perluasan izin konsesi pertambangan ataupun masuknya perusahaan dengan izin-izin baru.
Hal ini tidak bisa dipungkiri akan terjadi seiring pembangunan Ibukota Negara Nusantara (IKN) yang masif dan membutuhkan jutaan ton material dari Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Menurut Jokowi di Maret lalu bahwa sebagian besar material pembangunan IKN berasal dari Sulawesi Tengah.
“Banyak bahan untuk pembangunan, utamanya batu-batuan, pasir itu berasal dari Sulawesi Tengah, mungkin hampir semuanya dari sini. Nilainya itu bukan hanya miliar, tetapi sudah triliun sehingga yang dibangun di Kalimantan Timur, yang senang Sulawesi Tengah,” terang Ayah Gibran itu.
Sebelum itu, 2021 silam Gubernur Sulawesi Tengah dan Gubernur Kalimantan Timur menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) diberbagai sektor, salah satunya pertambangan.
Beberapa waktu kedepan jika kerakusan pemerintah akan tetap berlangsung maka kebun-kebun itu akan menjadi kenangan. Suara burung akan berganti dengan suara mesin crusher, cukup menyedihkan dan bercampur ketegangan.
Alih-alih mendengarkan keluhan petani, pemerintah saat ini hanya sibuk dengan partai koalisi dalam pertarungan kepala daerah.
Cukup disayangkan tetapi itulah yang dipertontonkan, pengambil kebijakan tidak lagi menjadi pelayan rakyat, mereka tak ubahnya seperti para bandit bertopeng kebaikan.
Entahlah, dimasa akan datang kita sulit membedakan mana suara sungai yang dialiri air yang cukup deras dengan suara exavator yang mengikis gunung-gunung itu.
Gunung-gunung kini direlokasi ke IKN, sebuah kota dengan konsep Green City yang menumbalkan para petani.
Janah misalnya, Petani Salena yang kini mengeluh atas dampak debu yang ditimbulkan Perusahaan Pertambangan Galian C. Menurut dia, debu banyak hinggap di tanaman petani.
“Rica kalo kena debu banyak yang Gagal panen, Kalau kena debu buahnya tidak bagus,” kata dia dengan dialek setempat, Sabtu (29/06/2024).
Selain itu, ungkap Janah jika panas matahari debu dengan mudah terbang seperti kabut. Hal senada juga pernah dikeluhkan oleh Rota, petani jagung di salena yang juga terancam gagal panen.
“Jagung, ubi, kemiri semuanya terancam gagal panen,” kata Rota belum lama ini. (AS)
Komentar