Richard F Labiro
(Yayasan Tanah Merdeka dan Anggota Koalisi Petisi Palu-Donggala)
Kapitalisme, sebagai sebuah sistem atau paham, berwatak eksploitatif terhadap alam dan manusia demi meraih keuntungan setinggi-tingginya. Sistem ini menciptakan segelintir manusia yang tamak akan kekuasaan, uang, dan kekayaan. Efek dari sistem ini memperpanjang kemiskinan atau kemelaratan bagi banyak orang, terutama di kawasan seperti Buluri, Kota Palu.
Aktivitas kapitalis yang mengeruk alam berdampak langsung pada masyarakat miskin. Mereka menghadapi krisis air bersih, abu dari aktivitas pertambangan, dan kebisingan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Di sektor perburuhan, angka kecelakaan kerja tinggi, upah buruh ditekan, dan jaminan sosial diabaikan.
Dampak ini sangat terlihat pada sektor pertambangan galian C di Buluri. Penambangan batuan, pasir, dan kerikil mencemari udara dengan abu tambang dan meningkatkan kerusakan lingkungan. Hal ini secara langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Eksternalisasi risiko merupakan strategi kapitalis dalam memperkaya diri mereka. Mereka mengalihkan risiko ke masyarakat, termasuk pekerja. Dalam kasus tambang galian C, pengusaha tambang mengoperasikan bisnis mereka berdasarkan prinsip-prinsip kapitalisme: memperkaya diri dan menggeser risiko serta tanggung jawab kepada masyarakat miskin. Mereka menggunakan kekuasaan politik dan ekonomi, disinformasi, manipulasi publik, serta janji-janji kosong ekonomi sebagai sub strategi dari eksternalisasi risiko ini.
Kapitalisme menggunakan kekuasaan politik dan ekonomi untuk melindungi kepentingan mereka. Mereka memanfaatkan hubungan dengan pejabat lokal dan nasional untuk memastikan operasi mereka tetap berjalan lancar tanpa gangguan. Selain itu, disinformasi dan manipulasi publik sering digunakan untuk menutupi dampak negatif dari aktivitas mereka. Masyarakat diberikan informasi yang salah atau dibesar-besarkan mengenai manfaat ekonomi yang akan mereka terima, padahal kenyataannya, dampak negatif jauh lebih besar.
Janji-janji kosong ekonomi juga sering diucapkan oleh para kapitalis. Mereka menjanjikan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi lokal, tetapi kenyataannya, hanya sedikit manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Sebaliknya, mereka harus menghadapi kerusakan lingkungan, krisis kesehatan, dan penurunan kualitas hidup.
Di Buluri, dampak negatif dari aktivitas tambang galian C sangat nyata. Udara yang tercemar abu tambang meningkatkan risiko penyakit pernapasan. Kerusakan lingkungan mengurangi ketersediaan air bersih, dan aktivitas penambangan yang bising mengganggu ketenangan masyarakat. Kapitalis tambang terus mengoperasikan bisnis mereka dengan mengabaikan dampak ini, karena mereka tahu bahwa mereka bisa mengalihkan tanggung jawab kepada masyarakat.
Strategi kapitalisme dalam mengalihkan risiko dan tanggung jawab kepada masyarakat menunjukkan dinamika kekuasaan yang tidak seimbang antara kapitalis dan masyarakat lokal. Kapitalis memiliki sumber daya dan kekuasaan untuk melindungi kepentingan mereka, sementara masyarakat lokal hanya bisa menanggung dampaknya.
Situasi ini memperlihatkan betapa eksploitatifnya kapitalisme terhadap alam dan manusia. Masyarakat yang berada di sekitar tambang galian C di Buluri harus menghadapi kenyataan pahit dari sistem ini. Mereka hidup dalam kemiskinan yang berkepanjangan, menghadapi krisis kesehatan dan lingkungan, serta kehilangan hak mereka untuk hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk menyadari dampak negatif dari kapitalisme eksploitatif ini. Kita perlu menuntut keadilan bagi masyarakat yang terdampak, memastikan bahwa mereka mendapatkan keadilan yang layak, dan menekan pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap para kapitalis yang hanya memikirkan keuntungan pribadi. Hanya dengan cara ini, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (*)
Tulisan ini merupakan sepenuhnya tanggungjawab penulis.
Komentar