oleh

AMAN Sekadau: Bahasa Lokal, Media Sosialisasi Covid-19 di Masyarakat Adat

Celebesta.com – SEKADAU, Lokakarya itu bertujuan untuk mengkomunikasikan Covid-19 secara medis, selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa lokal, sehingga benar-benar mudah dipahami oleh Masyarakat Adat, Khususnya Dayak Taman Meragun.

Dengan mengusung tema “Sehat Secara Adat” itu diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada Masyarakat Adat Taman Meragun untuk selanjutnya dapat beraktivitas secara normal di era new normal, berdamai dengan Covid-19.

Pada kesempatan itu Masyarakat Adat berbagi pengalaman atas berbagai persoalan yang menimpa mereka selama masa pandemi Covid-19, baik mengenai gejala-gejala dan ciri-ciri Covid-19, pengalaman isolasi mandiri di hutan, upaya-upaya adat untuk penyembuhan dan menghindari Covid-19, termasuk curhat masyarakat adat terkait efek vaksinasi (KIPI) pasca vaksinasi.

Rinto Aswari, mengungkapkan keluhannya pasca vaksinasi, dimana ia merasakan ngilu-ngilu dan pegal-pegal dibagian kakinya dan sampai sekarang belum sembuh. Disela-sela kegiatan, Martinus Aki, Ketua MHA Taman-Meragun, menceritakan pengalamannya selama isolasi mandiri, di hutan.

Baca Juga: AMAN Sekadau: Baru 2 Komunitas Adat Menerima Vaksin Covid-19

Lebih lanjut, perwakilan perempuan adat, Ibu Sangon mengisahkan obat-obat yang digunakan warganya dalam menyembuhkan berbagai penyakit yang mereka sebut sampar-semparatn, yang ciri-cirinya mirip Covid-19, dan semuanya sembuh. Kisah Ibu Sangon itu dibenarkan oleh pak Peni, Kepala Dusun Kenamitn Tinggi, yang juga seorang fungsionaris adat.

Kurniadi, S.K.M, Tim Satgas Covid-19 Kecamatan Nanga Taman berharap, dengan lokakarya Covid-19 ini, stigma negatif tentang Covid-19 bisa hilang di tengah masyarakat dan masyarakat dapat hidup berdamai dengan Covid-19 serta mengetahui dampak dan penyebabnya sesuai panduan pemerintah.

“Dengan pengetahuan asli yang ada dan turun-menurun masyarakat adat Taman-Meragun, dapat mempertahankan dirinya dan hidup normal sebagaimana biasanya,” jelas Kurniadi melalui keterangan tertulis diterima Celebesta.com, Kamis (16/9/2021).

Sementara itu, Kades Meragun, Ima Kulata mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada PD AMAN Sekadau yang dengan peduli dan teliti, mengetahui persoalan-persoalan masyarakat adat, khususnya Dayak Taman-Meragun di Desa Meragun, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau dalam memahami Covid-19 ini.

“Upaya menjelaskan Covid-19 secara detail menyangkut pengetahuan, dampak dan bahaya, cara-cara penularan serta berbagai upaya penyembuhannya, yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Taman-Meragun adalah upaya kuat dan cerdas dalam mensosialisasikan Covid-19 serta membuka wawasan masyarakat adat kami,” tegas Ima Kulata.

Secara terpisah, Vinsensius Vermy, Ketua BPH AMAN Kabupaten Sekadau mengungkapkan bahwa pasca lokakarya, bersama Pemdes Merangun mendorong pembuatan poster-poster informasi kesehatan terkait Covid-19 ke dalam bahasa lokal.

Lanjut Vermy, sapaan akrabnya, kedepan PD AMAN Sekadau juga akan mendorong pembuatan fasilitas kesehatan minimalis seperti stasiun pencucian tangan di pusat-pusat kegiatan Masyarakat Adat Dayak Taman-Meragun di rumah adat, gereja, dan pusat kegiatan masyarakat adat lainnya.

“Sebab kita tidak tau kapan virus ini akan benar-benar berakhir. Kami tidak dapat membayangkan, jika Covid-19 ini terjangkit di antara masyarakat adat yang pola hidup sosialnya, guyub dan saling bantu antara satu dengan yang lainnya,” jelas Vermy.

Lokakarya ini diselenggarakan oleh PD AMAN Sekadau dengan dukungan Pemdes berlangsung di kantor Desa Meragun, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat dengan menghadirkan Narasumber, Kurniadi, S.K.M, Staf Puskesmas Nanga Taman, sekaligus anggota Tim Satgas Covid-19 Kecamatan Nanga Taman.  

“Lokakarya komunikasi Covid-19 kepada Masyarakat Adat ini adalah bagian dari upaya PD AMAN Sekadau dalam memperkuat konservasi Masyarakat Adat atas Wilayah Adatnya, di tengah ancaman pandemi Covid-19,” pungkasnya. (mk)

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan