oleh

Aristan Man of The Match dalam Debat

Oleh : Richard Labiro

(Biro Politik PHI Sulteng)

PALU – Partai Hijau Indonesia Sulawesi Tengah menilai, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Palu unggul dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui siaran langsung TVRI Sulteng pada tanggal 11 November 2020 kemarin. Menurut kami, Aristan dan Wahyuddin tampil sangat memukau dengan program dan kritik terhadap Pemerintah Kota Palu saat ini.

Karena ini debat, maka kritik dan solusi mesti diajukan. Setiap kandidat memiliki waktu yang setara untuk menyampaikan segala ide-ide cemerlang mereka tanpa perlu sungkan kepada lawan kandidat. Sebab, ini salah satu metode kampanye dimana rakyat Kota Palu bisa menilai pemimpin mana yang cocok untuk Palu kedepan.

Ada empat poin yang menurut kesimpulan kami, Aristan dan Wahyuddin kuasai selama debat berlangsung. Yaitu, isu gender, E Government, lingkungan dan pertambangan, dan narkoba.

Dalam isu gender, menurut Aristan dan Wahyuddin tidak bisa diselesaikan dengan cara yang biasa-biasa saja. Klaim ini disampaikan Aristan ketika menanggapi jawaban dari pasangan 04. Sementara, di isu pertambangan dan lingkungan, penyelesaianya harus mengedepankan partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat lingkar tambang dan mengutamakan kesejahteraan buruh.

Disamping itu, pengelolaan tambang mesti taat lingkungan, sebab kita ketahui bersama, kehadiran aktivitas pertambangan di wilayah administrasi Kota Palu memberikan dampak lingkungan seperti pencemaran udara dan longsor di musim penghujan. Ini merupakan balasan Aristan usai mendengar jawaban dari pasangan 02.

Di isu narkoba, menurut Aristan dan Wahyuddin. Kinerja Pemerintah Kota Palu dalam mengatasi narkoba melalui cara-cara represif telah gagal dan membuang anggaran percuma. Sebab, tindakan tersebut bukan membuat Kota Palu semakin turun angka kasus narkoba, bahkan naik mencapai peringkat ke 4 Nasional. Maka solusi dari Aristan dan Wahyuddin adalah menciptakan ketahanan sosial melalui peran masyarakat, keluarga dan lembaga adat. Sebab, narkoba bukan perkara kriminal semata melainkan karena kesejahteraan masyarakat yang kurang diperhatikan pemerintah.

Orang-orang cenderung menempuh jalan tersebut hanya untuk mencari hidup ditengah problem yang dihadapi. Maka narkoba juga merupakan problem ekonomi yang menjadi dasarnya.

Untuk Pemerintah Kota Palu berbasis digital, Aristan dan Wahyuddin menawarkan program SIMPATI atau Sistem Paripurna Terpadu Terintegrasi. Menurut pasangan nomor urut 01 ini, Kota Palu dalam pelayanan publik dan transparansi belum signifikan saat ini. Dimana pelayanan publik masih konvensional, membuang waktu dan biaya. Disatu sisi, keterlibatan masyarakat dalam pengawasan perlu difasilitasi dengan memanfaatkan era digital saat ini. Itulah mengapa melalui program SIMPATI, Pemerintahan Kota Palu berbasis digital akan diseriusi oleh Aristan dan Wahyuddin jika terpilih nanti.

Adapun bagian debat yang tidak kalah menarik adalah pembangunan berbasis kebudayaan lokal. Poin inti dari argumentasi Aristan dan Wahyuddin, pembangunan tidak hanya menunjukan wajah lokalistik setempat, melainkan pembangunan juga tidak boleh menghilangkan wilayah hak masyarakat adat dan pemerintah mesti mengakui keberadaan masyarakat adat.

Kami sangat mengapresiasi semua kandidat dalam debat kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota Palu. Semuanya telah memberikan gagasan terbaiknya masing-masing. Harapan kami dalam debat berikutnya, semua calon bisa tampil elegan bersama solusi untuk Kota Palu.

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan