oleh

Pancasila Solusi Bangsa Hadapi Pandemi Covid-19

Oleh : Fadel, SP

(Founder Tinombo Mombaca)

Pandemi Covid-19 yang masih terus meningkat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini sangatlah memprihatinkan. Dikutip dari emitennews.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam pengumuman secara virtual Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat sore, (29/5/2020) menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan 10.639 spesimen menggunakan mesin PCR dan TCM, total yang sudah diperiksa hingga hari ini 300.545 spesimen.

Data hari itu juga menunjukkan ada tambahan 24 orang meninggal dunia karena terinfeksi virus yang dikabarkan berasal dari Wuhan, Hubei, China itu, sehingga totalnya mencapai 1.520 orang. Kemudian, ada tambahan 252 orang sembuh sehingga total menjadi 6.492 orang dinyatakan sembuh melalui hasil pemeriksaan.

Sementara itu Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 49.212 ODP, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi 12.499 orang. Yuri menegaskan semua ini tersebar merata di 34 provinsi dan 414 kabupaten/kota.

Melihat perkembangan kasus yang dihimpun dalam 24 jam terakhir, mulai Kamis siang sampai Jumat pukul 12.00 WIB dari seluruh Indonesia, penambahan 678 kasus baru menunjukkan, kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih menanjak. Meski begitu, Pemerintah sudah mewacanakan penerapan tatanan normal baru atau new normal demi menggerakkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Lantas, ditengah masih menanjaknya Pandemi Covid-19 di negara kita, bagaimana sikap kita sebagai warga Bangsa, apalagi dalam kaitan momentum 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila yang merupakan ideologi luhur bangsa Indonesia. Apakah nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat efektif sebagai senjata ampuh bangsa dalam menghadapi Pandemi Covid-19 yang masih mewabah di negeri ini?

Baca juga: https://www.celebesta.com/2020/05/06/desa-benteng-nkri-lawan-corona/

Penulis merasa, justru Pancasila dapat efektif menjadi senjata ampuh jika seluruh elemen bangsa mengamalkan nilai Pancasila yang terkandung dalam seluruh butir yang ada. Jika kita mengutip Pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 . Dimana ia mengatakan bahwa “Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan “gotong-royong”.

Oleh karenanya prinsip gotong royong yang menjadi dasar dari semua sila-sila Pancasila. Kata kunci gotong royong inilah yang semestinya diimplementasikan secara nyata tidak hanya sekedar slogan atau simbol semata. Pandemi Covid-19 yang terus semakin mewabah dan ditengah upaya pemerintah yang saat ini tengah mengupayakan upaya New Normal di beberapa daerah haruslah dibarengi dengan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa.

Dalam Sila Kesatu, Prinsip Ketuhanan haruslah berjiwa gotong royong yakni ketuhanan yang berkebudayaan, yang lapang, dan toleran, bukan ketuhanan yang saling menyerang dan mengucilkan. Apalagi ditengah Pandemi Covid-19 sangatlah tidak relevan jika kita sesama anak bangsa bertengkar hanya gara-gara masalah agama ataupun keyakinan. Harusnya saling menguatkan sebagai sesama anak bangsa dengan mengedepankan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan jalan keluar terbaik di situasi pandemi wabah ini.

Sila Kedua, Prinsip kemanusiaan juga haruslah berjiwa gotong-royong yakni yang berkeadilan dan berkeadaban, bukan pergaulan yang menjajah dan eksploitatif. Dalam kaitannya dengan upaya menghadapi Pandemi Covid-19 haruslah semua anak bangsa mengedepankan prinsip kemanusiaan yang berpegang pada prinsip keadilan dan keadaban. Jangan lagi ada upaya saling menelantarkan dan mengucilkan orang-orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 apalagi yang masih berstatus ODP maupun PDP, kita harus saling menguatkan bahkan saling membantu dengan berbagai cara yang kita miliki. Ini adalah modal dari nilai Pancasila yang sangat efektif menjauhkan bangsa Indonesia dari hal buruk sifat individualisme di tengah situasi wabah Covid-19.

Sila Ketiga, Prinsip Persatuan haruslah juga berjiwa gotong-royong yakni mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai perbedaan dalam sloga “Bhinneka Tunggal Ika”, bukan kebangsaan yang meniadakan perbedaan ataupun menolak persatuan. Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 ini sudah seharusnya kita menanggalkan perbedaan dan menyatukan persamaan sesama kita sebagai sesama anak bangsa yang harus saling dukung dan saling menguatkan, saling membantu dan mengulurkan tangan.

Baca juga: https://www.celebesta.com/2020/05/30/komunitas-to-lauje-mombaca-lahir-dari-keresahan/

Selanjutnya, dalam Sila Keempat, Prinsip Kerakyatan Yang Dipimpin Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan yang menjadi esensi demokrasi yang kita anut juga haruslah berjiwa gotong-royong yang mengembangkan musyawarah-mufakat, bukan demokrasi yang didikte oleh suara mayoritas atau minoritas elit penguasa–pemodal. Sebagai contoh penerapan berbagai bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan sosial (Bansos) lainnya yang dikucurkan pemerintah ditengah pandemi Covid-19, haruslah diupayakan tersalurkan kepada yang berhak lewat musyawarah mufakat dengan keputusan bersama yang bijaksana.

Begitupula dalam Sila Kelima, dimana gotong royong dalam prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia haruslah mengedepankan upaya dalam mewujudkan keadilan secara bersama-sama sebagai sesama anak bangsa dan mengutamakan semangat kekeluargaan, bukan visi kesejahteraan yang berbasis individualisme-kapitalisme. Ditengah Pandemi Covid-19, sesama anak bangsa haruslah dapat saling mewujudkan adanya rasa keadilan terlebih dalam hal kebutuhan ekonomi yang sangat terdampak akibat wabah. Alangkah indahnya bila yang mapan secara ekonomi mau membantu yang kurang, begitupula sebaliknya yang kurang mampu juga mengupayakan agar dapat membantu yang lain dengan apa saja yang dimiliki tanpa selalu merasa dirinya saja yang berhak mendapatkan bantuan.

Akhirnya, jika semua nilai yang terkandung dalam Pancasila yang jika disarikan menjadi sebuah prinsip yakni Gotong Royong, maka saya yakin bangsa Indonesia ini tidak akan gagap dan malahan akan merasa percaya diri menghadapi gempuran Pandemi Covid-19, karena memiliki modal kuat yang dilahirkan tepat pada 1 Juni, seperti yang selalu kita peringati sebagai Hari Lahir Pancasila itu sendiri.*

Share

Komentar

Tinggalkan Balasan